Ingin sekali ku menjerit ketika semua itu tidak mengena apa yang aku ingin kan, namun dibalik semua itu aku pun menyadari, aku belum pantas, aku belum berani mengungkapkannya. Semua perasaan dan kejadian itu akan terus mengukir ukiran indah di relung hati ku. Perih memang jika ku mengingatnya, ingin segera ku ungkapkan semua hal ini. Namun apadaya, semua telah menjadikan beku disetiap uratku.
Senyum merupakan anugrah yang tak terkira, dengan itu kita bsa menghipnotis semua orang untuk menghadirkan sebuah senyuman mekar di bibir lembut mereka.
Namun, senyum mu lah yang paling mengena dan mampu menyihir hatiku. Ku rindu saat berkumpul bersama, melewati malam dengan senyuman dan canda tawa yang membuat hatiku terkadang perih karena mengingatnya. Ingin sekali ku menuliskan surat khusus untukmu dan aku akan menuliskan bahwa "Aku sayang engkau, ku rindu pelukan yang erat di masa kecilku, kurindu kumis tebalmu yang menggelitikku ketika engkau hendak menciumku, kurindukan ketika aku kecup tanganmu dan engkau selalu berpesan kepadaku "Sekolah yang pintar, jangan nakal, jangan pernah kecewakan sekua pengorbanan yang telah kamu peroleh".
Namun, senyum mu lah yang paling mengena dan mampu menyihir hatiku. Ku rindu saat berkumpul bersama, melewati malam dengan senyuman dan canda tawa yang membuat hatiku terkadang perih karena mengingatnya. Ingin sekali ku menuliskan surat khusus untukmu dan aku akan menuliskan bahwa "Aku sayang engkau, ku rindu pelukan yang erat di masa kecilku, kurindu kumis tebalmu yang menggelitikku ketika engkau hendak menciumku, kurindukan ketika aku kecup tanganmu dan engkau selalu berpesan kepadaku "Sekolah yang pintar, jangan nakal, jangan pernah kecewakan sekua pengorbanan yang telah kamu peroleh".
Semua itu kini menjadi kenangan miris dan hanya di dapat dan di jalani oleh senyuman yang berkembang jika melihat sekelebatan album kenangan yang usang. Dan kini takdir sudah kembali bicara. Aku harus tetap tegar dan kembali tersenyum
No comments:
Post a Comment